Senin, 15 Maret 2010



Senam Yophytta Khusus Ibu Hamil
Setiap wanita pasti akan memiliki anak. Dan dengan melahirkan merupakan suatu proses alami bagi wanita. Bila Anda mempersiapkan diri dengan lebih, maka akan mengalami proses persalinan yang lebih lancar. Agar persalinan Anda lebih lancar, Anda dapat melakukan senam Yophytta yang dikhususkan bagi ibu hamil.
Senam Yophytta Materna merupakan gabungan dariYoga, Pilates, Hypnoteraphy, dan Tai Chi. Bila senam ini dilakukan secara teratur akan membuat tubuh menjadi sehat, bugar, dan mempermudah proses persalinan. Senam dapat mulai dilakukan pada usia kehamilan 5 bulan, dengan durasi latihan selama 1 1,5 jam.
Senam Yophytta dapat menggabungkan latihan fisik, mental, dan spritual agar mendapatkan energi positif. Dengan melakukan senam Yophytta, Anda dapat meningkatkan kemampuan berpikir positif, menjaga kestabilan emosi, menghilangkan stres, serta mengurangi keluhan selama hamil (seperti sakit pinggang, nyeri sendi, dan morning sickness). Dari segi fisik, senam ini dapat memperkuat elastisitas otot dasar panggul dan dinding perut yang berperan pada kehamilan dan persalinan. Dan yang paling penting ikatan ibu dan bayi semakin meningkat.
Dalam proses persalinan tentunya harus mempersiapkan mental dan spiritual. Karena sebagian ibu hamil biasanya mereka memiliki berbagai kekhawatiran yang berkaitan dengan proses kelahiran. Dari hal, apakah bayi akan lahir sehat, rasa sakit saat melahirkan, hingga pikiran tentang apakah mampu menjadi ibu yang baik. Tak jarang ibu hamil akan mengalami stres menjelang melahirkan. Dan tentunya kondisi ibu hamil yang mengalami stres juga akan mempengaruhi kondisi janin.
Senam Yophytta dilakukan untuk menarik lebih banyak energi ke dalam tubuh ibu hamil melalui pernafasan. Energi positif yang terhirup akan disimpan dalam tubuh, sedangkan energi negatif dikeluarkan melalui nafas yang dibuang. Penyerapan energi positif ini merupakan tahap pertama dalam senam Yophytta, yaitu tahap relaksasi.
Pada bagian ini Anda harus duduk dengan santai, dan merasakan setiap tarikan nafas. Anda harus merasakan semua bagian tubuhnya, dari mata hingga kaki. Selain itu juga menghilangkan setiap pikiran negatif, misalnya, bahwa diri kita tidak sempurna, atau kita tidak mampu menjadi ibu yang baik. Bila memikirkan hal-hal yang positif, tubuh kita pun akan mendorong terjadinya hal-hal yang positif.
Tahap berikutnya adalah afirmasi, atau membangun pikiran positif. Disinilah peran latihan hypnotherapy. Dalam posisi tetap duduk, peserta mendengarkan berbagai kata-kata dorongan yang bersifat positif dari instruktur. Jika nanti Anda berlatih Yophytta sendiri di rumah, Anda bisa menggunakan kata-kata Anda sendiri untuk memberi stimulasi positif pada pikiran.
Tahap terakhir adalah latihan fisik, mulai dari latihan peregangan, latihan untuk mempersiapkan otot dasar panggul, dan otot paha bagian dalam. Ada yang disebut dengan gerakan kupu-kupu, yang melatih perineum (daerah antara kedua belah paha) dan bertujuan untuk merelaksasikan daerah panggul. Luruskan kaki kiri, lalu gendong kaki kanan dengan tangan, dan goyangkan perlahan-lahan.
Gerakan lain adalah gerakan kucing, yang mengajarkan pada ibu hamil saat harus mengejan nanti. Caranya dengan melakukan posisi merangkak, lalu melengkungkan punggung ke atas dalam beberapa hitungan, lalu melengkungkan punggung ke bawah, juga dalam beberapa hitungan. Setelah itu, ganti posisi kaki yang digendong.
Dalam hal ini banyak ibu hamil yang salah dalam cara duduk dan berdiri. Saat mengangkat tubuh dari posisi duduk di lantai, seringkali ada gerakan menyentak yang sebenarnya berbahaya. Saat berdiri atau duduk, Anda harus melibatkan kedua tangan untuk menumpu badan. Dengan menguasai teknik ini, tentu Anda juga dapat menghindarkan diri dari cidera otot saat kehamilan.
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=489_Senam-Yophytta-Khusus-Ibu-Hamil

Rabu, 03 Maret 2010

SKRINING ANTENATAL PADA IBU HAMIL

PENDAHULUAN
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami beberapa keluhan fisik dan mental, sebagian kecil mengalami kesukaran selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut pulih sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat.
Sebagian besar kehamilan dan persalinan akan mempunyai hasil yang menggembirakan yaitu ibu dan bayi lahir sehat. Namun, sebagian ibu hamil akan menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu dan atau bayinya, terutama pada kelompok ibu hamil resiko tinggi maupun ibu hamil resiko rendah yang mengalami komplikasi pada persalinan.
Sebagian komplikasi persalinan, kejadinnya tidak dapat diduga sebelumnya ataupun tidak dapat dihindari. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan, uri tertinggal (retensio placenta), persalinan macet/persalinan lama serta infeksi.
Besarnya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada setiap ibu tidak sama, tergantung keadaan selama kehamilan, apakah ibu hamil tersebut tanpa masalah atau termasuk dalam kelompok Kehamilan Resiko Rendah atau ibu hamil dengan masalah/factor resiko, yaitu Kehamilan Resiko Tinggi dan Kehamilan Resiko Sangat Tinggi.
Selama kehamilan, persalinan dan nifas, kedua kelompok tersebut membutuhkan perhatian yang sama, untuk melakukan pencegahan dan pengenalan dini terjadinya komplikasi persalinan. Selanjutnya apabila memang terjadi komplikasi maka dapat ditemukan dini dan segera ditangani, atau diberikan pertolongan pertama sebagai persiapan rujukan ke tempat dimana pertolongan dapat diberikan secara adekuat dan komprehensif/tuntas, yaitu Puskesmas dengan Rawat Inap atau Rumah Sakit Kabupaten.

PELAYANAN ANTENATAL
Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini faktor resiko maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa hamil paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu: satu kali dalam triwulan I (K1), satu kali dalam triwulan II, dan dua kali dalam triwulan III (K4).
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)

TUJUAN PERAWATAN ANTENATAL
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.
4. Suami-istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.

SKRINING ANTENATAL
Skrining antenatal adalah upaya pro aktif dan dini pada saat hamil muda. Pelatihan diberikan pada ibu PKK, dukun, bidan desa atau tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan deteksi / menemukan dan mengenal adanya tanda bahaya/masalah/factor resiko pada ibu hamil. Untuk kedepan, pengenalan masalah tersebut dapat dilakukan oleh ibu hamil sendiri, suami dan keluarganya.
Selanjutnya mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas melalui rujukan bila dibutuhkan yaitu Puskesmas Rawat Inap dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Essensial/Emerjensi Dasar (PONED) atau ke Rumah Sakit Kabupaten dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Essensial/Emerjensi Komprehensif (PONEK). Pelayanan essensial diberikan kepada ibu resiko tinggi yaitu Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO dan Ada Gawat Obstetrik/AGO masih sehat dapat di Puskesmas Rawat Inap dengan PONED maupun di Rumah Sakit dengan PONEK dalam upaya pencegahan proaktif adanya komplikasi persalinan.
Pelayanan emerjensi adalah penanganan bagi ibu dengan Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO, yaitu perdarahan antepartum, preeklamsia berat/eklamsia dan komplikasi persalinan dini.
Waktu pelaksanaan untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi dapat diberikan selama rentang waktu cukup lama 6-9 bulan, sejak hamil muda sampai menjelang persalinan melalui hubungan akrab antara Bidan/Kader PKK dan ibu hamil suami keluarga melalui Komunikasi Informasi Edukasi/KIE. Dengan harapan selama kehamilan ibu hamil akan merasa aman dan terayomi, serta terhindar dari bahaya/komplikasi yang tidak terduga dan mengancam nyawanya
Pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga melibatkan juga lingkungan dimana ibu hamil tersebut berada, antara lain: kader, tokoh masyarakat, pemuka agama atau orang terlatih lainnya. Diharapkan secara bersama dapat menemukan masalah non kesehatan lain yang ada misalnya kesulitan biaya transportasi, kemudian berkembang kesepakatan bersama dan bergerak untuk merujuk agar ibu hamil mendapatkan pelayanan kebidanan yang lebih lengkap.

PENDEKATAN RESIKO UNTUK IBU HAMIL
Dalam obstetric modern terdapat pengertian POTENSI RESIKO, dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu mempunyai resiko, dengan kemungkinan bahaya/resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan. Komplikasi dapat ringan atau berat yang menyebabkan terjadinya kematian, kesakitan, kecacatan pada ibu dan atau bayi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan proaktif sejak awal kehamilan, selama kehamilan sampai menjelang persalinan yang dilakukan bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan desa dengan ibu hamil, suami, keluarga serta masyarakat.

TUJUAN PENDEKATAN RESIKO
Meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil, janin dan bayi baru lahir sebagai satu kesatuan, tetapi perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada mereka yang mempunyai peluang terjadinya resiko lebih besar.

UPAYA YANG DILAKUKAN
1. Meningkatkan cakupan dengan melakukan skrining pada semua ibu hamil untuk deteksi dini secara proaktif, yaitu mengenal masalah yang perlu diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor resiko pada kehamilan.
2. Meningkatkan kualitas palayanan sesuai dengan kondisi dan faktor resiko yang ada pada ibu hamil.
3. Meningkatkan akses rujukan yaitu pemanfaatan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.

RESIKO
Resiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa yang akan datang yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetric pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau ketidak puasan pada ibu dan atau bayi.
Sebagai contoh pada ibu dengan persalinan macet kemudian terjadi robekan rahim. Untuk menyelamatkan si ibu (dimana janin sudah mati) rahim ibu terpaksa diangkat. Bila ibu dapat diselamatkan maka ibu kehilangan rahim menjadi cacat, tidak dapat haid dan tidak dapat mempunyai anak lagi dengan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan dalam hidupnya.
Ukuran resiko itu dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot perkiraan dari berat ringannya resiko/bahaya. Pemilihan angka penunjuk yang sederhana ini disesuaikan dengan pemakainya yaitu ibu hamil, kader, dan petugas non kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Digunakan angka bulat dibawah 10 sebagai angka dasar 2,4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan resiko yang rendah, resiko menengah dan resiko tinggi.
Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah/faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang member dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat.
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥12
Kehamilan dengan faktor resiko yaitu perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu dan atau bayinya membutuhkan rujukan tepat waktu dan tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya serta ibu dengan faktor resiko dua atau lebih tingkat resiko kegawatannya meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh dokter spesialis.

FAKTOR RESIKO/MASALAH
Faktor resiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan resiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan / bayinya.

CIRI-CIRI FAKTOR RESIKO/MASALAH
1. Faktor resiko/masalah mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya komplikasi tertentu pada persalinan. Contoh: pada ibu grande multi ada perkiraan kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
2. Faktor resiko dapat ditemukan dan diamati/dipantau selama kehamilan sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
3. Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor resiko/masalah tunggal ataupun ganda. Contoh: seorang ibu berumur 38 tahun mempunyai 4 anak, anak terkecil dilahirkan dengan operasi sesar karena adanya perdarahan sebelum bayi lahir, saat ini hamil 3 bulan. Jumlah skor 14 sebagai KRST diberi KIE untuk melahirkan di Rumah Sakit.
4. Beberapa faktor resiko pada seorang ibu hamil dapat merupakan suatu mata rantai dalam proses terjadinya komplikasi pada persalinan. Contoh: seorang ibu umur 25 tahun, kawin 5 tahun, TB 140 cm, anak I lahir mati, saat ini hamil kedua. Jumlah skor 14, KRST resiko persalinan sulit dapat terulang lagi, padahal bayi sangat didambakan.

KELOMPOK FAKTOR RESIKO/MASALAH
Faktor resiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok I, II, III berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat/tingkat resikonya. Kapan ditemukan: pada kehamilan muda atau lanjut. Cara pengenalan: adanya faktor resiko dapat dikenali oleh setiap orang dengan mudah atau diduga misalnya perut sangat besar diduga hamil kembar atau ada penyakit, yang perlu dirujuk ke bidan desa atau dokter puskesmas, dokter/bidan praktek swasta untuk diperiksa.
Sifat/tingkat resiko: sesuai derajat kegawatannya: (1) Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO ada masalah yang perlu diwaspadai. (2) Ada Gawat Obstetrik/AGO ada tanda bahaya awal. (3) Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO yang mengancam jiwa ibu dan bayi.

JUMLAH FAKTOR RESIKO
Kelompok I:
1. APGO yaitu ada 10 faktor resiko: 7 Terlalu, 3 Pernah
2. Kehamilan yang mempunyai masalah yang perlu diwaspadai. Selama kehamilan ibu hamil sehat tanpa ada keluhan yang membahayakan.
3. Tetapi harus waspada karena ada kemungkinan dapat terjadi penyulit komplikasi dalam persalinan.
No. Faktor resiko I Kondisi ibu
1. Primi muda Terlalu muda, hamil I umur ≤16 th
2. Primi tua a. Terlalu tua, hamil I umur ≥35 th
b. Terlalu lambat hamil, kawin ≥4 th
3. Primi tua sekunder Terlalu lama punya anak lagi, terkecil ≥10 th
4. Anak terkecil < 2th Terlalu cepat punya anak lagi, terkecil < 2 th
5. Grande multi Terlalu banyak punya anak, 4 atau lebih
6. Umur ≥35 th Terlalu tua, hamil umur 35 th atau lebih
7. TB ≤145 cm Terlalu pendek pada saat hamil I, kedua atau lebih dan belum pernah melahirkan normal dengan bayi cukup bulan dan hidup
8. Pernah gagal kehamilan Pernah abortus, lahir hidup kemudian mati
9. Pernah melahirkan dengan: Tarikan tang/vakum, uri dirogoh, diberi infuse/tranfusi
10. Pernah operasi sesar Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar

Kelompok II:
1. AGO yaitu ada 8 faktor resiko.
2. Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tetapi tidak akurat.
No. Faktor resiko II Kondisi ibu
11. Penyakit ibu hamil:
a. Anemia
b. Malaria

c. TB paru
d. Payah jantung
e. DM
f. PMS, dll

Pucat, lemas, lelah, lesu, mata berkunang-kunang
Panas tinggi, menggigil, keluar keringat, sakit kepala
Batuk lama, batuk darah, badan lemah, lesu, kurus
Sesak, jantung berdebar, kaki bengkak
Diketahui dari pemeriksaan laborat
Diketahui dari pemeriksaan laborat
12. Preeklamsia ringan Bengkak tungkai dan tekanan darah tinggi
13. Hamil kembar Perut ibu sangat besar, gerak anak dibanyak tempat
14. Hamil kembar air/hydramnion Perut ibu sangat besar, gerak anak kurang terasa
15. Hamil lebih bulan/serotinus Hamil lebih 2 minggu dari perkiraan dan belum melahirkan
16. Janin mati dalam rahim ibu Ibu hamil tidak merasakan pergerakan anak lagi, perut mengecil
17. Letak sungsang Rasa berat (nggandol) diatas perut
18. Letak lintang Rasa berat (nggandol) di samping perut

Kelompok III:
1. AGDO yaitu ada 2 faktor resiko.
2. Ada ancaman nyawa ibu dan bayi.

No. Faktor resiko III Kondisi ibu
19. Perdarahan sebelum bayi lahir Mengeluarkan darah saat hamil sebelum kelahiran bayi.
20. Preeklamsia berat/eklamsia Kehamilan >6 bulan:sakit kepala, bengkak tungkai/wajah, tekanan darah tinggi, pemeriksaan urine ada albumin.
Eklamsia: terjadi kejang-kejang

Ibu dengan faktor resiko kelompok III sangat membutuhkan pengenalan dini, dirujuk dengan segera, tepat waktu, penanganan adekuat di pusat Rujukan dalam upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.

Daftar Pustaka

Abdul Bari Saifudin, dkk, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Poedji Rochjati. 2004. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Airlangga University Press, Surabaya.